Edukasi Hukum Sosiologi Kearifan lokal budaya Dayak dan Banjar oleh Oleh Dr. Dwi Seno Wijanarko, S.H., M.H CPCLE & salam.SH MH ( Wakil Ketua 1 STIH Painan )

Edukasi Hukum Sosiologi Kearifan lokal budaya Dayak dan Banjar oleh Oleh

Dr. Dwi Seno Wijanarko, S.H., M.H CPCLE & salam.SH MH ( Wakil Ketua 1 STIH Painan )

Indonesia memiliki banyak sekali warisan budaya yang sarat dengan makna filosofis. Salah satunya adalah rumah adat khas suku Dayak. Rumah ini masih bisa ditemukan di Kalimantan Tengah. Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan  Keunikan dari rumah ini adalah memiliki  nilai filosofisnya dan nilai kerukunan yang kental kskerabatan antar keluarga satu sama lain Rumah adat ini bernama rumah panjang atau dalam bahasa Dayak disebut Huma Betang.

Dari sudut pandang filosofisnya saja sudah memberikan makna tingginya nilai kekerabatan masyarakat dayak dan kehidupan masyarakat toluk ukurnya adalah kebersamaan dalam berbagai hal sehingga dengan terjalinnya nilai – nilai kebersamaan inilah dapat menyatukan hubungan yang erat antara komunitas dayak antar daerah dalam bingkai Rakat Mufakat atau yang dimaknai Rukun dan mengutamakan musyawarah di dalam memutuskan sesuatu masalah

Garis komando kebersamaan masyarakat dayak baik verikal maupun horizontal bersumber kepada Kepala Suku dan para Panglima – Panglima yang telah dinobatkan bersama oleh para pemangku adat dayak dan juga  kerukunan tercipta disebabkan masing-masing suku dayak bisa melakukan peran dan fungsinya dalam menciptakan kerukunan melalui adaptasi, integrasi dan pemeliharaan antar satu daerah dengan daerah lain karena jalinan eratnya kekerabatan tersebut disebabkan satu keturunan dari nenek moyang mereka yang terdahulu. Komitmen inilah yang selalu dipegang oleh tokoh – tokoh pemangku adat sehingga struktur keluarga dan kekerabatan antara satu dengan yang lain tetap terjaga.

Untuk menjalin siraturahim kekerabatan tersebut sering kali para tokoh adat maupun punggawa dayak saling bertukar informasi terhadap suku – suku dayak lain nya untuk saling melepas rindu informasi terhadap saudara – saudara  yang hidup diluar wilayah.Karena  jarak tempuh antara Kalimantan Barat (Pontianak) dan Kalimantan Timur (Samarinda) dengan Kal- Sel (Banjarmasin) dan Kal-Teng  lumayan jauh. Tetapi jarah tempuh yang jauh tersebut tidak merintangi komunikasi mereka.

Pada hari …. komunikasi empat wilayah suku dayak  terjalin dengan akrab melalui vidio call Hp  dihadiri oleh H.Nurdin, H.Abu Bakar Penasihat DKB Kal-Sel serta tokoh dari Kal-teng Ada Panglima Iter P. Ketua Mandau Apang Baludang Bulau dan Sesepuh pasukan Mandau Apang Baludang Bulau Panglima Tasik., Serta dari Kal- Bar Panglima Bongkiang ,  Panglima Tumbak, Panglima Kamang, Panglima Baron, Panglima Anseng. Henky adik dari Kuta Baro dan Datuk Syarifudin dari Sabah serta Datuk.Musa dari Serawak. Pertemuan melalui vidio call tersebut saling berurai pendapat  atau bertukar informasi tentang kabar masing – masing dari para Panglima -.Panglima dayak masing Wilayah

Menurut pemprakarsa pertemuan tersebut yaitu Salam, SH.MH Ketua DPN Kulawarga Borneo Kal – Sel yang Juga seorang Advokat dan Tenaga Ahli DPR RI menyatakan bahwa jalinan siraturahim sangat diperlukan yaitu wadah urun rembug atau rakat mufakat suku dayak yang diwakili tokoh.- tokoh suku dayak akan menghantarkan komunikasi terpadu dan juga akan terjalin komunikasi keakraban dan kekeluargaan yang tinggi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *