Sabtu, 12/11/22 ASEAN Lecturer Comunnity mengadakan kegiatan webinar Internasional, mengambil tema Politik Trend & Issues Indonesia – Malaysia. Kegiatan sengaja diadakan untuk mendiskusikan perkembangan politik yang ada di Malaysia maupun di Indonesia. Pemilu Umum di Indonesia diselenggarakan tahun 2024 namun demikian banyak partai sudah menggalang koalisi dan pertemuan membahas bakal calon Presiden dan Wakil Presiden.
Kendati demikian, walapun Pemilu kurang lebih 2 (dua) tahun namun elit politik partai sudah mempersiapkan kader terbaik atau anak bangsa yang berpotensi mampu memimpin Indonesia 5 tahun kedepan. Diharapkan pemilu tahun 2024 tidak terjadi Politik Identitas yang sampai saat ini masih tersisa dari pemilihan 2019. Gambaran itu menjadi evaluasi bagi penyelenggara, pemimpin partai, tokoh masyarakat agar politik identitas tidak terulang pada tahun 2024.
Atas dasar itu ASEAN Lecturer Community menyelenggarakan Webinar melalui media zoom dengan menghadirikan 4 0rang pembicara dari akademisi dan Politisi. Diantara Narasumber yang mengisi TS. Dr. Syed Agil Bin Syekh Alsagoff merupakan political Communication Analisyt Universitas Putra Malaysia, Rafli Kande Parliament Member Of Republik Indonesia-PKS Party, Bustomi, SH.I., M.H akademisi da Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Painan, Datuk Haji Mansur Usman Chairman Permebam Malaysia.
Menurut Bustomi akademisi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Painan mengatakan bahwa Identitas politik berawal Gerakan mahasiswa anti kekerasan yang dikenal SNCC (The Student Nonviolent Coordinating Committee) organisasi Gerakan hak-hak sipil di Amerika awal 1960. Dalam permaparannya Bustomi mengutip pendapat Syafii Maarif bahwa substantif politik identitas dikaitkan dengan kepentingan anggota sebuah kelompok sosial yang merasa diperas dan tersingkir oleh dominasi arus besar sebuah bangsa atau negara, makai a berpendapat bahwa ide keadilan sangat cocok untuk politik identitas.